LAWAR TRADISIONAL BALI
NAMA : I KADEK MAHA GANGGGA
NO : 09
KLS : IPS XII 6
Lawar adalah makanan tradisional bali berupa campuran sayur-sayuran dan daging cincang yang dibumbui. Makanan ini digunakan sebagai sajian dan hidangan, serta telah dijual secara luas di rumah-rumah makan dengan merek lawar Bali makanan tersebut adalah salah satu jenis lauk pauk yang dibuat dari daging yang dicincang, sayuran, sejumlah bumbu-bumbu dan kelapa dan kadang-kadang di beberapa jenis lawar diberikan unsur yang dapat menambah rasa dari lawar
Lawar sendiri tidak dapat bertahan lama makanan ini jika didiamkan di udara terbuka hanya bertahan setengah hari.
Penamaannya bervariasi, biasanya berdasarkan jenis daging yang digunakan atau jenis sayurannya. Bila yang digunakan daging babi maka lawar yang dihasilkan disebut lawar babi. Demikian juga bila yang digunakan sayur nangka, maka lawarnya diberi nama lawar nangka.
Ada juga pemberian namanya berdasarkan warna lawarnya yaitu lawar merah bila warna lawarnya merah, lawar putih bila warna lawarnya putih dan ada lawar yang bernama lawar padamare, yaitu sejenis lawar yang dibuat dari campuran beberapa jenis lawar. Lawar disajikan sebagai teman nasi bersama jenis lauk-pauk lainnya.
SWOT Lawar
Strengths (kekuatan)
Selain sebagai pemersatu dalam sebuah acara adat, lawar juga baik buat kesehatan. Dilihat dari bahan penyusunnya yang sebagian besar seperti daging, sayur, kelapa dan darah, lawar mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Daging merupakan sumber protein hewani. Sedangkan sayuran yang dipakai seperti kacang panjang adalah sumber protein nabati, vitamin, dan mineral. Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak berfungsi memperlancar proses fisiologis dalam tubuh karena zat gizi tersebut sebagai sumber energi. Selain itu, penggunaan bumbu tradisional dan rempah-rempah juga menjadikan lawar kaya manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya.
Menurut penelitian yang pernah dilakukan Yusa (1996) terhadap lawar sapi, diketahui bahwa kandungan protein dalam satu porsi lawar berkisar antara 8,48 – 11,14 %, lemak 17,98 – 18,54 % dan karbohidrat 3,94 – 6,61 % dengan kandungan air lawar yang cukup tinggi yaitu sekitar 65,21 – 65,63 %. Disamping mengandung zat gizi utama seperti tersebut di atas lawar juga mengandung vitamin B1, vitamin B2, vitamin C dan mineral kalsium (Ca), besi (Fe) dan fosfor (P). Setelah dilakukan perhitungan lebih lanjut untuk setiap 50 g lawar (jumlah lawar yang dikonsumsi setiap hari), nilai energi lawar putih sebesar 114 kkal dan energi lawar merah sebesar 111 kkal. Ditinjau dari sumbangan energinya maka lawar dapat menyumbangkan sebesar 3,5 % dari konsumsi energi wanita setiap hari (konsumsi energi wanita setiap hari 2714 kkal).
Bumbu yang digunakan pada pembuatan lawar antara lain bawang putih, bawang merah, cabai, lengkuas, jahe, kunir, lada dan lainnya mengandung senyawa-senyawa non-gizi, seperti minyak atsiri, antioksidan dan anti mikroba yang berfungsi meningkatkan citarasa lawar, mencegah proses oksidasi dan menghambat atau membunuh mikroba.
Weaknesses (kelemahan)
Lawar merupakan kuliner yang tidak bisa awet lebih dari satu hari. Lawar yang sudah lewat dari satu hari biasanya rasanya akan asam dan tidak layak konsumsi. Untuk itu, jika sudah membuat lawar biasanya langsung dikonsumsi tidak melebihi satu hari.
jika ingin mengonsumsi lebih dari satu hari, lawar bisa dibungkus dengan daun pisang. Setelah itu dikukus sampai matang menggunakan daun pisang hingga berwarna kecokelatan. Namun pengukusan harus dilakukan setiap saat agar awetnya terjaga. Selain itu juga bisa dimasukkan ke lemari es.
Opportunities (peluang)
Dalam menciptakan peluang usaha pengolahan makanan khas daerah banyak faktor yang berpengaruh, diantaranya adalah
a. Ide Usaha
Beberapa faktor yang dapat memunculkan ide usaha diantaranya dapat di bagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Yang termasuk kedalam faktor internal diantaranya adalah:
Pengetahuan yang dimiliki
Pengalaman yang pernah dilalui
Kemampuan untuk melihat dan menjadikan pengalaman orang lain sebagai pelajaran
Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
Faktor internal seseorang dapat menimbulkan kreatifitas yang menjadi ide dalam menciptakan suatu inspirasi produk untuk memanfaatkan alam sekitarnya agar menjadi peluang usaha.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal, adalah hal–hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis, seperti:
Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan
Kesulitan yang dihadapi sehari–hari
Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain
Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru
Threats (ancaman)
Resiko usaha adalah kegagalan atau ketidak berhasilan dalam menangkap peluang usaha.
Dalam usaha makanan khas daerah, resiko untuk mengalami kerugian bahkan kebangkrutan terbuka lebar. Oleh karena itu sebelum memulai usaha, kita harus menganalisa risiko yang ada.
Risiko usaha dapat timbul atau diakibatkan oleh:
Permintaan (perubahan mode, selera, dan daya beli)
Perubahan kongjungtur (perubahan kondidi perekonomian yang pasang surut)
Persaingan
Tujuan
Mampu menjangkau calon konsumen dengan biaya yang lebih murah.
Mampu melacak dan mengukur data respon konsumen terhadap aktivitas marketing yang dilakukan perusahaan.
Mampu menjangkau pasar global sebagai pangsa pasar baru.
Menyajikan promosi yang lebih menarik.
Mempermudah proses pembelian dibandingkan dnegan sistem offline.
Persinalisasi pemasaran untuk tiap calon konsumen.
One-on-one marketing.
Twenty-four-hour marketing.
5W+1H
WHAT = Produk yang dibuat adalah lawar
WHEN = makanan ini mulai terkenal di daerah bali
WHERE = makanan ini berasal dari bali
WHY = Karena makanan ini menyehatkan bagi tubuh
WHO = makanan ini dapat dikonsumsi siapa saja dari kalangan mana saja
HOW = makanan itu sangantlah mudah untuk dibuat dengan cara mencapurkan parutan kepala dan di tambahankan bumbu dan darah ayam
Komentar
Posting Komentar